Liburan
“Adik kamu mau ikut kita jalan-jalan ke Bali?” Henry menatap Davis bingung.
Davis mengangguk “Dia sama pacarnya mau ikut kita liburan, gak masalah kan?”
Davis menunggu jawaban yang keluar dari mulut pacarnya itu dengan gusar takut pacarnya tidak setuju. Dia dan pacarnya ini memang sudah membuat janji ingin menghabiskan waktu libur kerja mereka dengan pergi ke Bali.
Tidak kunjung mendapat jawaban, Davis memeluk lengan Henry.
“Kalau kamu gak mau gak masalah kok, emang adik aku suka banget ngerecokin aku.”
Henry memang sudah tidak kaget lagi dengan perilaku adik sang pacar. Dulu sewaktu mereka berdua masih kuliah dan adik pacarnya itu yang baru SMA kelas 11, selalu mengikuti Davis ke mana pun sang kakak pergi dengan dirinya, walaupun tidak sering karena adiknya Davis juga memiliki kesibukan lain.
Bukannya Davis tidak bisa menolak permintaan adiknya tetapi ada rahasia memalukan yang harus dijaga rapat-rapat oleh Cleo dan dirinya, jika dia tidak menuruti kemauan Cleo adiknya, bisa-bisa Henry tau jika dia selalu mengigau menyebut nama Henry setiap malam.
“Tapi kita kan cuma booking hotel 2 kamar, terus nanti adik kamu sama pacarnya mau tidur di mana?”
Ini juga yang menjadi salah satu alasan Davis tidak menolak kemauan adiknya, dia sudah merencanakan untuk tidur sekamar berdua dengan Henry. Mereka sudah saling menjalani hubungan selama 5 tahun lamanya tetapi mereka tidak pernah melakukan skinship lebih, hanya bergandengan tangan, pelukan, dan ciuman yang menempel tidak lebih.
Davis merasa frustasi akan hal itu, habisnya rekan kerjanya selalu berbincang membahas tentang hubungan seksual mereka dengan pasangan masing-masing. Lebih parahnya, ketika Davis berbicara jujur jika dia dan Henry belum pernah melakukan hubungan intim, membuat rekan kerjanya ragu akan hubungannya dengan Henry.
Davis ingin sekali percaya akan hubungan yang dijalaninya dengan Henry tapi apa yang dikatakan oleh rekan kerjanya itu selalu mengganggu pikirannya.
“Kita kan bisa tidur sekamar terus nanti adik aku sama Jinan tidur sekamar juga.”
Secangkir kopi yang baru diseruput oleh Henry langsung menyembur ke arah Davis, mengenai wajahnya.
“Ehhh maaf sayang, sumpah aku gak sengaja.”
Henry dengan cepat mengambil tisu yang berada di dekatnya, mengusap ke wajah pacarnya yang terkena kopi dengan lembut. Henry merasa bersalah kepada Davis, habisnya dia sangat terkejut dengan apa yang barusan dikatakan pacarnya.
Maksudnya bagaimana bisa pacarnya itu dengan santai dan wajah polosnya mengatakan kalimat seperti itu. Memang benar jika dia dan Davis sudah menginjak usia yang sudah biasa akan perbincangan ke arah sana, tapi tetap saja dia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa pacarnya yang imut dan mulutnya yang manis bagaikan gula itu berbicara yang mengarah ke topik dewasa.
Walaupun kenyataannya tidak seperti itu, hanya saja pikiran Henry sudah berkeliaran tidak karuan. Henry tidak munafik, dia juga sudah dari lama ingin melakukan hal itu dengan Davis, tapi takut jika kekasihnya belum siap dan membuat Davis merasa tidak nyaman.
“Iya gak masalah kok, berarti nanti tanggal 8 kita pergi berempat ke Bali.” ucap Henry pada akhirnya.
“Yeyyy makasih sayang.” Davis mengecup pipi Henry, membuat pengunjung Cafe di sana mau tidak mau melihat apa yang dilakukan oleh mereka.
***
Mobil hitam milik Henry berhenti tepat di depan pagar rumah Davis. Seperti biasa, Henry membukakan pintu mobil untuk kekasihnya.
“Jangan lupa mandi sama gosok gigi ya anak kecil.”
Tangan Henry mengusap rambut Davis membuat si kecil berdecak kesal.
“Apaan sih, kamu kali yang anak kecil.” balas Davis tidak terima dengan apa yang dikatakan pacarnya.
Henry hanya tertawa kecil melihat tingkah pacarnya, padahal pacarnya ini hanya memanyunkan bibirnya, tetapi kenapa seperti ada yang berterbangan di dalam dirinya.
Hening. Tidak ada suara yang terdengar dari mereka berdua, hanya suara semilir angin malam dan suara jantung Henry yang berdetak kencang.
Si kecil menipiskan jarak di antara mereka, hanya tersisa 10 cm di antara Davis dan Henry.
Sampai ketika Davis benar-benar menghapus jarak itu, dia melingkarkan lengannya di leher sang kekasih. Menatap lekat kedua netra di depannya. Mengecup bibir manis Henry, hanya mengecup tidak lebih tapi berhasil membuat jantung keduanya berdetak tak karuan.
“Aku masuk ya, kamu hati-hati pulangnya.” ucap Davis berhasil memecahkan keheningan malam ini.
Henry menunggu kekasih kecilnya untuk benar-benar masuk ke dalam rumah, dia hanya ingin memastikan bahwa pacarnya benar-benar masuk ke dalam. Setelah itu ia melangkah pergi meninggalkan kediaman kekasihnya.
Davis melangkah menuju kamarnya yang berada di ujung sebelahan dengan kamar adiknya.
Ditutupnya pintu kamar, Davis mengambil sebuah handuk putih yang menggantung di sebelah lemarinya. Langkah kakinya berhenti ketika ada yang mengetuk pintu kamar Davis.
“Gimana? gua boleh ikut kalian liburan ke Bali kan?”
Suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Davis, pemilik suara itu masuk ke dalam kamar.
“Gimana boleh gak?” tambah Cleo.
“Iyaa boleh, udah sana keluar dari kamar gua, gua mau mandi.”
“Yaelah gausah lo suruh juga gua males kali lama-lama di kamar lo yang kotor mirip kandang sapi.”
Davis sudah biasa mendengar ucapan seperti itu dari mulut Cleo, dia juga sangat setuju dengan yang dikatakan adiknya, kamarnya ini tidak bisa lagi disebut dengan kamar manusia melainkan kandang sapi yang penuh dengan kotoran sapi.
Bagaimana tidak, baju kotor berserakan dimana-mana dan sampah bekas makanan yang dia pesan secara online belum juga dibersihkan sama sekali.
***
Kamis, siang hari mereka sudah sampai di Bali. Henry menyewa mobil selama mereka ada di sini, sekarang mereka menuju Hotel untuk check in.
Selama di perjalanan Davis dan Henry menyanyi lagu love story dari Taylor Swift, sedangkan Cleo sibuk memotret pemandangan di luar mobil dan Jinan pacar Cleo sibuk merekam kegiatan mereka di dalam mobil dan mengunggahnya ke instagram.
Sesampainya mereka di Hotel, Henry dan Davis langsung ke kamar mereka sedangkan Jinan dan Cleo ingin jalan-jalan di sekitaran Hotel.
Pemandangan dari balkon kamar tidur mereka sangat indah, langsung menghadap ke arah Pantai dan katanya mereka bisa langsung menyaksikan matahari terbenam dari balkon kamar mereka.
Davis merapikan pakaian yang mereka bawa dan menyusunnya ke dalam lemari, sedangkan kekasihnya sibuk memilih baju apa yang ingin dia pakai buat makan di luar malam ini.
tok tok
Davis melangkah menuju ke arah suara, membukakan pintu. Muncul Cleo dan Jinan yang sudah mengganti pakaian mereka.
“Loh, kok lo belum ganti baju?” tanya Cleo kaget melihat kakaknya belum siap sama sekali. Padahal mereka berdua yang sudah lama di kamar Hotel sedangkan dirinya dan Jinan tadi pergi mengelilingi Hotel.
Jinan melangkah masuk meninggalkan kedua kakak beradik yang sedang bertengkar kecil.
“Masih milih baju ya bang? mau gua bantuin mix and match gak?” tanya Jinan setelah melihat Henry yang tak kunjung selesai memilih outfit yang bakal dia pakai.
Henry langsung menyetujui usul Jinan, tidak perlu diragukan lagi bahwa Jinan memiliki gaya berpakaian yang keren. Henry langsung pergi ke kamar mandi untuk mengganti baju.
“Leo, udah jangan cemberut gitu.” tegur Jinan.
“Ya habisnya Kak Davis lama banget siap-siapnya, aku kan gak sabar mau makan malem.” rengek Cleo mengadu pada pacarnya.
Mereka berdua duduk di kursi yang berada di balkon kamar. Cleo masih saja memanyunkan bibirnya sambil memainkan game di handphonenya.
Jinan sibuk memandangi wajah pacarnya, baginya wajah Cleo yang sekarang sangat menggemaskan. Pipi chubby Cleo mampu membuat Jinan salah tingkah.
“Kamu kenapa gemesin banget sih, rasanya mau aku gigit deh.” canda Jinan, tangannya mengelus-elus pipi chubby Cleo.
Cleo menoleh ke arah Jinan. “Kalau itu nanti malem aja, nanti aku kasih lebih.”
Satu kalimat yang berhasil membuat Jinan mematung, mulutnya terasa susah untuk digerakkan, untuk membalas perkataan pacarnya itu.
Cleo pergi meninggalkan pacarnya yang masih mematung. Dia jadi sangat tidak sabar untuk kegiatan mereka nanti malam.
Jinan menyusul mereka yang sudah siap meninggalkan kamar ini, tidak lupa dia mengambil tasnya yang tergeletak di atas kasur.
Mereka berempat pun langsung pergi menuju tempat makan yang sangat terkenal di Bali.
-Chenleuvers.